Beberapa tahun belakangan di setiap ajang pameran mobil, diisi oleh banyak mobil listrik. Bahkan banyak pabrikan baru dari Cina yang membawa mobil listriknya masuk ke pasar Indonesia. Pabrikan Jepang pun tidak mau kalah dengan merambah EV (electronic vehicle) di tiap lini segmennya. Apakah warga Indonesia siap dengan perubahan ini? Apakah pemerintah siap melancarkan transisi ini? Kita bahas yang kedua dulu.
Apakah pemerintah siap dengan transisi ini?
Secara kebijakan pemerintah siap. Karena sudah banyak sekali pemotongan pajak bagi penjualan EV, baik itu kendaraan roda 4 atau 2. Akan tetapi ada kondisi yang pemerintah harus tingkatkan, yaitu perangkat SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) atau SPBU untuk kendaraan listrik. DIkarenakan terdapat peningkatan jumlah konsumsi listrik di SPKLU.Pada tahun 2023 totalnya mencapai 2.464.825 kilowatt hour (kWh) atau meningkat 564% dibandingkan tahun 2022 sebesar 436.656 kWh.
Sejauh ini, SPKLU sudah cukup bertebarang disetiap rest area. Bahkan mungkin setiap rest area di pulau jawa sudah ada SPKLU. Tentu saja tidak banyak di reast area selain pulau jawa. Walaupun SPKLU sudah ada di reat area, tetapi setiap SPKLU hanya bisa diisi 2-4 mobil saja sekali isi. Sedangkan pengisian EV itu tidaklah cepat. Pengisian EV membutuhkan waktu berjam-jam dari 0-100 %, kecuali hanya 0-50/60% itu banyak EV yang bisa hanya 30 menit. Dengan kondisi seperti itu, maka peningkatan pengguna EV harus juga dibarengi dengan peningkatan jumlah SPKLU di tiap rest area. Supaya pengisian EV menjadi beban pengguna.
Itu permasalahan yang ada di TOL. Sedangkan SPKLU diluar TOL, itu hanya tersedia di kantor PLN. Itupun hanya kantor PLN tingkat kabupaten/kota, belum menjalar ke tingkat kecamatan dan desa. Bagaimana jika kita kehabisan baterai diluar tol dan jauh dari kantor PLN? Ya gunakan hp telpon mobil derek. Inilah masalah pertama pemerintah jika menginginkan transisi EV lebih cepat. Bukan hanya diskon pajak, tapi aftersale yang harus lebih dipikirkan.
Apakah warga Indonesia siap dengan perubahan ini?
Jawab saya, belum siap. Kita ambil contoh saja pembayaran e-toll. Data dari Jasamarga bahwa periode H-7 s.d H+2 arus mudik Natal 2023 sebelumnya atau pada periode 18-28 Desember 2023, terdapat 28.047 kendaraan dengan saldo kurang di gerbang Tol Kalikangkung A Batang-Semarang atau 8,71% dari total 322.058 kendaraan yang melakukan transaksi di GT Kalikangkung. Ini masih contoh momen liburan, belum lagi data harian.
Dari contoh tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang melalaikan perencanaan sebelum berpergian. Sedangkan pengguna EV jika ingin perjalanannya nyaman tidak berdesakan di SPKLU, maka harus melakukan perencanaan sebelum berpergian. Salah satunya dengan mengisi full EV di rumah.
So, perubahan kendaraan bensin ke EV juga harus dibarengi dengan perubahan perilaku.
Data: