Alhamdulillah, hari ini bisa menikmati buka denga sajian istimewa dari istri dan Bersama ibu. Kejadian yang menarik pada hari, setelah jam 22.30 wib selesai ngaji kitab maqosidus soum karya imam Izzuddin Bersama para santri SLTA, ada santri yang bertanya. “gus, nanti buka puasanya apa ya?”

Ok, jadi kebiasa kami sebelum masa perpulangan santri di bulan Ramadhan, kami mengadakan buka puasa Bersama seluruh santri. But, tidak ada yang pernah nanya nanti buka bersamanya dengan lauk apa. Mendengar pertanyaan out of context ini, gw seketika terdiam menahan tawa disertai kebimbangan menjawab. Kalau gw jawab makan tempe, dia seneng gak ya, tapi kalau dijawab makan ayam, kira-kira akan ayam atau tidak.

Belum sempat Analisa di otak saya selesai, disambut lagi dengan perkataan “nasi kebuli aja gus” ok. Ini santri mau buka puasa bersama atau mau malak pengasuh dengan dalih, mumpung bukbernya dibayarin. Gw pun menjawab dengan santai “berharap saja ayam seperti tahun kemarin” Tarik nafas selanjutnya, “kalau nasi kebuli sepertinya TIDAK AKAN PERNAH” dengan penekatan yang tegas. Seketika, seluruh ruangan tertawa bersama.

Ternyata, momen makan-makan seperti ini sangat dinanti oleh santri. Di sisi lain karena kebersamaannya juga karena lauknya yang tidak biasa. Mungkin mereka sedang Lelah dengan telor, lele dan tempe yang siap minggu mereka konsumsi.

BAHAGIA ITU SEDERHANA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *